Bilapakaian atau taplak terkena noda minyak, segera taburi tepung atau bedak talek. Diamkan selama 10-20 menit. Bersihkan. Kalau nodanya belum hilang juga, ulangi kembali sampai nodanya hilang. Kalau tak mau hilang juga, gosok noda dengan thinner. Hati-hati jangan lakukan hal ini dekat api.
Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang memiliki karakteristik khusus. Salah satu hal yang menjadi perhatian di pesantren adalah bagaimana agar baju tidak hilang. Baju yang hilang bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman dan mengalami kesulitan dalam beraktivitas di pesantren. Oleh karena itu, di sini akan dibahas beberapa trik yang bisa diterapkan agar baju tidak hilang di pesantren. 1. Gunakan Label Nama Salah satu trik agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan menggunakan label nama. Label nama bisa digunakan untuk menandai baju agar mudah dikenali dan tidak tertukar dengan baju orang lain. Label nama bisa dijahit atau direkatkan pada baju secara permanen atau bisa juga menggunakan label nama yang bisa dilepas seperti stiker. 2. Gunakan Tali pada Baju Trik selanjutnya adalah dengan menggunakan tali pada baju. Tali bisa dijahit pada bagian dalam baju dan digunakan untuk menggantung baju di tempat penyimpanan seperti almari atau gantungan baju. Dengan menggunakan tali, baju tidak mudah tercecer atau tertukar dengan baju orang lain. 3. Menyimpan Baju di Tempat yang Tepat Menyimpan baju di tempat yang tepat juga bisa membuat baju tidak hilang di pesantren. Baju sebaiknya disimpan di tempat yang aman dan mudah diingat seperti dalam almari atau gantungan baju. Hindari menyimpan baju di tempat yang terbuka atau tidak aman seperti di pinggir jalan atau di tempat umum. 4. Menjaga Kebersihan Lingkungan Kebersihan lingkungan juga menjadi faktor penting dalam menghindari hilangnya baju di pesantren. Lingkungan yang kotor dan tidak teratur bisa membuat baju mudah terselip atau tercecer. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan cara membersihkan tempat penyimpanan baju secara rutin dan tidak membuang sampah sembarangan. 5. Menjaga Komunikasi dengan Penghuni Pesantren Lain Terakhir, menjaga komunikasi dengan penghuni pesantren lain juga bisa membantu menghindari hilangnya baju di pesantren. Berbicara dengan penghuni pesantren lain bisa membantu mengetahui apakah baju tertukar atau ada yang mengambil baju secara tidak sengaja. Selain itu, menjaga komunikasi yang baik juga bisa membantu membangun hubungan yang harmonis antara penghuni pesantren. Demikian beberapa trik agar baju tidak hilang di pesantren. Dengan menerapkan trik-trik di atas, diharapkan baju bisa tetap terjaga dan tidak hilang di pesantren. Tentunya, selain menerapkan trik-trik ini, penting juga untuk selalu mengingatkan diri sendiri dan penghuni pesantren lain untuk selalu menjaga kebersihan dan saling membantu satu sama lain di lingkungan pesantren.
Pesantrendalam Menyikapi New Normal 25 June 2020; 3 Aplikasi Berbasis Web untuk Memudahkan Pesantren Muncul di Tahun 2020 23 June 2020; Ini Dia Aplikasi Pengelolaan Pesantren Zaman Now 23 June 2020; Berkah Covid -19, Santri ini Ciptakan Aplikasi yang Memudahkan Pesantren dan Wali Santri 23 June 2020; Menjawab Tantangan Pesantren di Era
Hidup di Sebuah Pondok Pesantren bukanlah hal yang mudah, terkadang niat bagus seorang santri untuk menjalani hidup di pesantren demi menimba ilmu agama dan berbakti kepada orang tua ada saja masalah yang akan dihadapi, ya salah satunya sering kali dikeluhkan oleh para santri yaitu sering hilangnya barang dan pakaian miliknya. Para Ustadz dan senior pun sudah sangat sering memberikan tips dan nasehat, namun terkadang para santri lupa atau tidak paham, terutama bagi para santri baru. Permasalahan sering hilangnya pakaian atau barang di pesantren sangat sering dirasakan terutama oleh santri baru, karena perubahan lingkungan dan kondisi hidup dari rumah dimana hanya ada keluarga saja hingga ke pesantren dimana sangat banyak orang didalam satu asrama. Penulis pun dulu adalah seorang santri dan betul-betul memahami dan merasakan apa yang seorang santri rasakan, salah satunya hilangnya baju di pesantren. Maka dari itu penulis akan memberikan Trik agar baju tidak hilang di pesantren. Tapi penulis tidak menjamin trik ini akan 100% berhasil diaplikasikan, bagaimana pun tetap saja akan terjadi kehilangan, setidaknya semoga trik yang akan penulis bagikan, setidaknya dapat meminimalisir hilangnya pakaian atau baju di pesantren dengan versi pengalaman penulis sendiri ketika masa-masa hidup di pesantren. Trik Agar Baju Tidak Hilang di Pesantren 1. Hilangkan rasa malas Trik pertama agar baju tidak hilang di pesantren adalah hilangkan rasa malas, faktor pertama kenapa baju dan barang seorang santri seringkali hilang adalah karena rasa malas. Seorang santri yang malas tentu saja menyimpan baju dan barangnya dimana saja, padahal biasanya setiap santri sudah punya almari atau kotak masing-masing. Jadi tidak ada alasan lagi untuk menyimpan baju atau pakaian sembarangan. Ketika dia lupa menyimpan baju lalu hilang, dengan mudahnya dia akan menyalahkan teman sekamarnya, padahal dia sendirilah yang jorok atau asal menyimpan barang dan pakaiannya dimana saja. Kita beri contoh, santri yang malas akan menunda-nunda pakaian kotornya untuk di cuci, padatnya aktivitas di pesantren bukan menjadi sebuah alasan menunda pakaian kotor untuk dicuci. Ketika seorang santri menumpuk pakaian kotor nya di ember atau atas lemari pasti akan hilang, entah tertukar dengan pakaian teman atau terbuang oleh santri yang sedang piket. Dan itulah kenapa baju sering hilang di pesantren, bukan karena pesantrennya tapi karena santri itu sendiri yang malas dalam mengurus barang-barangnya. 2. Kunci atau gembok lemari Setiap santri disebuah pondok pesantren pasti memiliki kotak atau lemarinya masing-masing, entah itu telah disediakan oleh pihak pondok maupun membawanya dari rumah. Terpenting sebuah lemari adalah salah satu tempat terpenting bagi para santri untuk menyimpan barang dan pakaian seperti buku, peralatan mandi, tempat makan dan lain lain. Maka dari itu trik agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan membeli kunci atau gembok lemari, supaya ketika kamu telah memasukan barang barang terpenting dilemari, temanmu tidah mudah begitu saja mengambil atau meminjam barangmu seenaknya tanpa meminta izin darimu terlebih dahulu. Namun perlu diingat pula, ketika kita mengunci atau menggembok almari, jangan lupa juga menyimpan kunci dengan aman. Entah dibawa kemanapun hendak pergi atau disimpan ditempat yang hanya diketahui oleh mu. Atau biasanya jika benar-benar tidak ingin hilang, biasanya akan digantungkan dileher seperti sebuah ID Card, namun biasanya ini hanya dilakukan oleh para santri baru, karena ribet rasanya kemana-mana dengan membawa kunci lemari. Tapi tips ini sangat membantu agar isi dalam lemari kita tetap terjaga dan aman. 3. Miliki barang yang berbeda Trik yang ketiga agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan memiliki barang yang berbeda atau memiliki ciri khas yang unik saat dikenakan. Tersedianya barang-barang kebutuhan di Koperasi tentu akan membuat barang yang dimiliki oleh setiap santri akan sama. Seperti contohnya cangkir, piring atau handuk bahkan peci. Untuk meminimalisir agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan cara memiliki barang yang berbeda namun kegunaannya tetap sama, simpanlah dengan contoh sendal, semua memakai sendal dan membelinya ditempat yang sama, tentu ini akan membuat kamu kebingungan saat hendak keluar dari kamar atau masjid, karena semua sendal yang kamu gunakan sama, bayangkan ribuan santri mengenakan sendal dan merk yang sama. Nah, untuk mengantisipasi problem diatas, saya sarankan supaya kamu membeli sendal atau barang-barang yang model atau tipenya berbeda, bisa itu menitipkannya kepada orang tua jika hendak menjenguk mu atau membelinya dari luar. Seperti seragam, semua santri pasti berseragam yang sama, caranya kamu bisa membuat seragam yang sama namun dengan bahan yang berbeda, tentu warna dan desainya harus sama persis dengan seragam yang diwajibkan dari Pondok itu sendiri namun dengan bahan yang berbeda, supaya suatu saat ada yang mengenakan seragam mu, kamu bisa langsung mengenali bahwa itu seragam milikmu. Karena hanya kamu satu-satunya yang memiliki bahan seragam bahan custom yang seperti itu. 4. Memberi tanda Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, seragam, peci dan jas mungkin adalah barang yang setiap santri wajib dimiliki, dan Trik agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan memberinya dengan tanda. Tanda ini tidak harus terlihat mencolok namun tetap harus terlihat. Kita kasih contoh peci, ada beberapa pesantren yang diwajibkan kepada para santri untuk mengenakan peci yang sama saat hendak ke masjid atau menghadiri acara. Caranya jika suatu saat kita kehilangan peci, kita dengan mudah menemukan peci kita tersebut, biasanya santri akan memberi tanda untuk peci atau kopeah songkok hitam diatasnya menggunakan tipe-x atau spidol jika seragam putih. Atau jika memang benar-benar ingin berbeda namun harus tetap sama kopeah songkok hitam misalnya ada santri yang memangkas peci dibagian bawahnya. Sejenis, kurang nyaman namun ampuh dari betakkan teman. 5. Sedikit pelit Trik yang kelima agar baju tidak hilang di pesantren kali ini hanya dilakukan jika sebelumnya temanmu telah meminjam barangmu namun dia tidak amanah, alias tidak mengembalikannya kembali. Tidak mengapa kamu meminjamkannya kembali barangmu jika memang dia amanah atau mengembalikannya kembali pada mu dengan utuh, jangan terlalu pelit karena kalau kamu terlalu pelit, suatu saat jika kamu membutuhkan barang dari temanmu akan sulit untuk meminjamnya. Kesimpulannya trik agar baju tidak hilang di pesantren yang satu ini tergantung kembali lagi kepada siapa yang ingin meminjam barangmu. Apakah dia seseorang yang amanah, yang slalu mengembalikan barang mu, atau dia yang jorok karena setiap meminjam barang atau baju darimu tidak pernah dikembalikan. 6. Jemuran Ya saya pernah merasakan menjemur pakaian lalu saya lupa mengangkatnya, jadi saya menyarankan supaya ketika kamu telah mencuci pakaian lalu menjemurnya, buatlah catatan berapa baju yang sedang dijemur hari itu. Sebenarnya menghitung bajumu tidak hanya saat menjemur pakaian saja, hitung berapa jumlah keseluruhan pakaian yang kamu miliki atau bawa dari rumah. Dan catat siapa yang meminjam buku, pakaian bahkan uangmu, rajin-rajinlah. Kesibukan mu dengan aktifitas yang padat di pesantren tidak membuat mu mengingat banyak hal. Terlihat sepele namun hal-hal diatas sangatlah penting. 7. Tawakal Trik agar baju tidak hilang di pesantren yang terakhir ini adalah tawakal. Tawakal yang artinya berserah diri kepada Allah. Setelah kamu berusaha sebaik mungkin agar barang, baju atau pakaian bahkan uangmu tidak hilang di pesantren adalah dengan tawakal. Let's say, karena niatmu hidup di pesantren adalah niat yang baik, tentu syaithon sangat tidak menyukai, maka dari itu kamu pasti di uji dengan masalah yang ada saja. Hilangnya pakaian bukanlah masalah yang besar, berapa banyak orang diluar sana yang telah kehilangan iman dan amal. Kehilangan motivasi dan tujuan hidup yang jelas. Mereka tidak tau untuk apa mereka hidup. Kamu yang sudah atau sedang tinggal di pesantren banyak-banyaklah bersyukur. Karena diluar sana pun ada orang yang begitu ingin merasakan hidup di sebuah pesantren namun terkendala oleh biaya. Simpulan Nah, ikhwah sekalian.. mungkin itu dia tadi 7 trik agar baju tidak hilang di pesantren dari saya dan menurut pengalaman pribadi saya ketika saya hidup di pesantren dulu, semoga bermanfaat dan dapat menjadi solusi bagi kamu yang sedang mondok atau hendak mondok mungkin.. Atau jika ada yang ingin menambahkan silakan tulis di kolom komentar dibawah ini. Silakan share kepada saudara atau teman dan jangan lupa untuk subscribe atau berlangganan di blog wakilsantri ini supaya kami lebih bersemangat dalam menulis artikel seputar dunia Kepesantrenan dan membaca artikel kami yang lainnya. Wassalam..
KetuaIndonesia Escorting Ambulance (IEA) Cianjur, Reno Muhammad Afrian mengatakan, pencarian warga hilang berlangsung di Bendungan Garimpal atau Penyusuhan yang berada di Kecamatan Cilaku. “Korban bernama Usep Suryadi (25) warga Kampung Danasuta RT 07 RW 05, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku,” tuturnya disitat dari CianjurToday -jaringan Suara
Sandal kalian hilang? Nih, saya kasih tahu cara santri menjaga sandalnya agar tak hilangSandal outdoor saya akhirnya putus saat menanti bus di daerah Braan, Kertosono. Saya malu nggak ketulungan, bukan dengan orang sekitar, melainkan istri saya. Lha bagaimana tidak, sandalnya begitu awet sejak awal kami menikah tahun 2013 hingga saat ini. Padahal harganya hanya 35 ribu saat itu, saya, dengan sandal outdoor ratusan ribu hanya berumur dua tahun. Akhirnya, saya memutuskan untuk membeli sandal jepit Sw*allow, sandal legendaris umat tidak tahu mengapa sandal ini begitu favorit padahal sandal ini gampang sekali menghilang dari pandangan meski hanya ditinggal mengedipkan mata. Mungkin karena murah dan enak dipakai, jadi kerap dibeli. Tapi, ya itu, gampang santri hingga pengurus memutar otak untuk menghentikan tradisi ghosob meminjam tanpa izin ini. Kalau saya ingat-ingat betul ada lima strategi yang dilakukan umat santri dalam hal ini. Strategi ini sebenarnya bisa dipakai luar kalangan santri juga.1 Menandai sandalAgar tak tertukar atau gampang dicari, biasanya para santri menandai sandal mereka. Cuilan di pojokan, atau garis lintang membelah tengah sandal adalah tanda yang paling umum dan sederhana. Penanda ini akhirnya berevolusi menjadi tulisan seperti “abah”, “sandal kiai”, atau yang sempat viral “yumna” kanan dan “yusra”kiri yang kemudian dianggap sebagai penistaan agama. Ehm. Sini mondok dulu, sederhana itu kemudian berkembang lagi menjadi ukiran foto sepasang kekasih kemudian difigura dan dijadikan hadiah pengantin. Dulu kok nggak ada yang memberi saya gituan, sandal yang diberi tanda itu Sw*llow. Alasannya? Karena lapisannya mudah dikupas, dan tentunya murah. Nggak mungkin juga kalian mau kupas dan corat-coret sandal branded mahal.2 Ditaruh di depan kamar ustazKamar ustaz atau pengurus dinilai tempat paling aman bagi para pemilik sandal. Santri muda yang belum menjadi pengurus pasti tidak berani mengambil, eh, ghosob sandal yang ada di depan kamar nggak berani? Pertama, mereka takut karena bakal ketahuan. Kedua karena takut kualat. Ancaman tidak berkah ini sering muncul saat pengajian kitab Ta’lim Muta’allim. Ancamannya pun macam-macam ilmu yang nggak berkah, hingga ditempatkan di masyarakat yang tidak dari itu, dulu sempat saya saya temukan teman-teman saya sengaja menaruh sandalnya di tempat ustaz. Masalahnya, yang naruh sandal di sana jadi banyak. Satu dua santri tidak masalah, yang jadi masalah 50 persen santri menaruh sandalnya di sana. Akhirnya Pak Ustaz menempel pengumuman“Selain sandal ustaz dilarang masuk.”3 DisembunyikanAda trik lain yang simpel, tapi cerdik, yaitu sembunyikan salah satu sandal. Jadi, yang ditaruh yang kiri doang. Trik cerdik ini mulai saya temukan di adik kelas saya. Kala itu saya menemukan keanehan, banyak sebuah sandal tanpa pasangannya berada di semak-semak, di bawah pohon, di tepi taman, dan lain saya tanya mereka, jawabnya sederhana, “Biar nggak di-ghosob, Kak.” Iya juga, sih. Siapa juga yang mau memakai sandal kanan saja, atau kiri ketika saya sampai ke asrama, semua sandal hanya satu sisi saja. Hmmmm.4 Menyeragamkan warna sandalIni ijtihad dari pengurus. Karena saking pusingnya, diputuskan bahwa warna sandal satu kelas harus warna yang sama. Kalau keberatan dicat. Jadi kalau tertukar, ya tetep aja pake sandal yang sama. Kan warnanya sama. Paling yang berbeda ya ini cenderung efektif, terlebih kalau yang sandalnya seragam itu sandal senior. Langsung dipuja dan dikeramatkan. Hahaha.5 Memakai tas sandalIni juga salah satu usaha pengurus. Di awal pendaftaran, ada sebagian pesantren yang sudah mewajibkan calon santrinya membeli tas sandal. Tas ini cenderung kecil, tapi cukup untuk dimasuki sandal. Nah, di tas itu, nanti diberi nama, asrama, dan kelas. Jadi, jelas ini sandal punya kalau tasnya dimaling. Ealah.6 Memakai sandal refleksiSaya rasa, ini teknik paling efektif. Coba deh pikir, siapa, sih, yang mau menyiksa telapak kakinya dengan sandal refleksi yang menyiksa itu?7 DigembokIni trik terakhir, sandalnya digembok. Wis, kebangeten kalau dicolong. Kalau ini sudah tidak mempan lagi, ya sudah pakai sandal kulit buatan Yang Maha Kuasa saja, alias pengamanan ini hanya tidak ramah waktu. Butuh waktu lebih agar santri meraih kunci dan membukanya. Sementara itu lonceng kegiatan lain sudah menanti. Lempar! Lempar!Demikian tujuh cara santri mengamankan sandalnya. Kalau saya dulu, cara paling aman adalah menyisihkan uang saku untuk beli sandal baru. Pembaca percaya? Saya, sih, Ahmad Natsir Editor Rizky PrasetyaBACA JUGA 5 Sandal Swallow Hasil Kolaborasi yang Keren biar Nggak Lagi TertukarTerminal Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di diperbarui pada 7 Juni 2022 oleh Rizky Prasetya
Cowokcewek Naik Motor Boncengan Tabrak Pembatas Jembatan di Jember, Cewek Tewas Cowoknya Hilang Terlempar ke Sungai. Muhammad Taufiq Minggu, 06 Februari 2022 JJ Rizal berharap agar nantinya JIS tidak malah dijual kepada sponsor atau suatu produk demi kepentingan komersil. August, 04 2022 Paksaan Pakai Hijab di Sekolah Negeri Tidak
Agar barang tidak hilang di pesantren adalah pertanyaan yang umum dilayangkan oleh mereka yang baru masuk pondok pesantren. Rata-rata merasakan barangnya hilang. Yang paling menjengkelkan hal ini membuat anak tidak betah di pesantren. Bagi yang sudah lama hidup di pesantren pasti paham bagaimana caranya agar barang tidak hilang di pesantren. Atau agar barang tidak tertukar milik teman. Berdasarkan pengalaman, kami akan jelaskan bagaimana cara mengatasi dan solusinya. Penyebab Barang Hilang di PesantrenBarang Tertukar di PesantrenAgar Barang Tidak Hilang di PesantrenHilang Uang dan Pakaian di Pesantren Bagi Anda sebagai wali santri, perlu memahami kenapa bisa barang hilang di pesantren. Sebab yang paling umum adalah, barang di pesantren memiliki bentuk dan bahkan warna yang sama. Contoh sandal japit. Karena tempat belinya sama, warnanya juga sama, ukurannya juga sama, dan orangnya banyak, maka ketika santri memakai, dia merasa bahwa itu adalah miliknya. Sehingga dipakai dengan begitu santainya. Kedua, karena di pesantren di buru waktu. Contoh, santri harus makan, harus sesegera mungkin, kalau tidak akan terlambat, maka ketika akan memakai sandal yang dilihat sebatas sekilas saja. Oh sama, langsung pakai. Padahal mungkin bukan punya dia. Nah, yang datang belakangan sudah tidak ada sandalnya. Akhirnya dia kehilangan. Ini memang sangat sering terjadi. Apalagi kalau misalkan sandalnya ketendang, anak kita malas untuk mencari, pada akhirnya dirasa hilang. Oleh sebab itu kita harus tahu beberapa sebab ini sebelum tahu cara agar barang tidak hilang di pesantren. Barang Tertukar di Pesantren Sebab selanjutnya adalah barang tertukar di pesantren. Hal ini umumnya adalah pakaian. Ini juga sama, penyebab utamanya adalah seragam yang jenisnya sama, ukurannya sama dan warnanya sama. Ya karena banyak santri yang tubuhnya sama. Tapi ada satu masalah yang kadang tidak disadari santri. Terutama ketika menjemur pakaian. Yaitu pakaiannya tidak segera diambil. Sehingga digeser oleh yang baru menjemur. Digeser karena sudah kering. Tapi yang punya lupa mengambil dengan cepat. Ketika datang ke jemuran, di posisi itu sudah tidak ada lagi bajunya. Perlu diketahui, jemuran di pesantren sangat panjang. Jadi bisa bergeser dari ujung ke ujung. Nah santri tidak semuanya ulet untuk mencari. Kelamaan. Akhirnya merasa hilang. Maka bagi Anda yang punya anak, harus dibiasakan untuk meneliti dengan sabar. Kalau alasan barang hilang di pesantren karena ada anak yang mengambil dengan sengaja, pengalaman kami itu hanya sangat sedikit sekali. Itupun kalau ketahuan diusir. Jadi banyak karena faktor belum terbiasa dengan kehidupan pesantren. Pasti ketika sudah lama di pesantren semakin jarang barang hilang. Kami dulu ketika mondok juga mulai paham. Oh ternyata gini. Inilah mengapa barang tertukar di pesantren atau bahkan hilang. Agar Barang Tidak Hilang di Pesantren Nah ada beberapa cara agar barang tidak hilang di pesantren. Yang pertama adalah membawa kantong. Biasanya di pesantren disediakan namanya kantong sandal. Jadi kalau ke satu tempat, sandalnya tidak ditinggal, tapi dimasukkan kantong. Sandal kalau diberi nama susah. Keinjak sudah tidak kelihatan. Maka lebih baik kantong sandal. Kalau tidak malu memakai gembok kecil. Tapi biasanya justru kuncinya yang hilang. Nanti yang lain sudah lari, anak Anda jalan tanpa sandal, dan membawa sepasang sandal digembok. Kedua, agar barang tidak hilang di pesantren adalah selalu diberi nama. Berilah nama yang cantik, pakai bordir atau pakai apalah. Jangan pakai spidol, kasihan kemeja dikasih spidol. Jelek. Ditulis bordir tersebut di saku, atau di kerahnya. Jangan di bagian bawah baju, tidak kelihatan. Kan masuk ke celana. Masa pas nyari baju yang hilang celana temen Ketiga, agar barang tidak hilang di pesantren adalah jangan lupa posisi ketika meletakkan, menjemur, atau menitipkan sesuatu. Karena kalau lupa akan disingkirkan. Contoh, piring Anda basah, dijemur di depan asrama. Nah ternyata Anda lupa jemur. Pasti disingkirkan. Kemudian tanpa nama, ya tidak kembali. Hilang Uang dan Pakaian di Pesantren Keempat, kalau masalah uang, sebisa mungkin jangan pegang terlalu banyak. Biasanya di pesantren ada aturan dalam mengatur keuangan. Tapi kadang orang tua karena terlalu sayang dikasih banyak. Nah terkadang anak tidak bisa mengatur. Plus ketika meletakkan di almari, lupa dikunci. Ingat tidak semua kejahatan di pondok karena adanya orang jahat, tapi juga anak kita yang teledor. Maka berikan uang secukupnya saja. Tidak terlalu banyak. Karena membuka kesempatan orang berbuat jahat. Kelima, agar barang tidak hilang di pesantren, caranya adalah memiliki barang dengan bentuk dan warna berbeda. Contoh, kalau piring yang lain merah, Anda beli warna putih. Atau dicat bagian bawahnya putih. Tapi ini yang bertindak anak Anda, kalau orang tua tidak mengetahuinya. Keenam, kalaupun anak Anda kehilangan, jangan marahi dulu. Coba tanyakan baik-baik sebab hilangnya apa, atau di mana. Bilang saja jangan diulangi ya, dijaga ya. Kalau dimarahi, nanti justru tidak betah. Nasehati saja, lama-lama dia akan paham cara hidup di pesantren. Karena hilangnya barang di pesantren adalah salah satu masalah besar. Kami sudah menulis beberapa masalah besar di pesantren dan solusinya di link ini. Post Views
Melaluilika liku kehidupan di pesantren yang tidak dibayangkan selama ini, ke lima santri itu digambarkan bertemu di London, Inggris beberapa tahun kemudian. Di pesantren mental para santri itu ”dibakar” oleh para ustadz agar tidak gampang menyerah. Setiap hari, sebelum masuk kelas, selalu didengungkan kata-kata mantera ”Manjadda
Trik Agar Baju Tidak Hilang di Pesantren – Dengan hidup atau berada di lingungkan pondok pesantren, tentu saja para santri akan menjumpai banyak masalah. Dan salah satu problem yang sering terjadi di pesantren adalah baju atau pakaian kejadian masalah ini, tentu saja bagi para santri perlu memiliki trik khusus agar baju, pakaian atau barang lainnya tidak hilang maupun hanya tertukar. Lantas apakah Anda sudah tahu tips atau trik agar baju tidak hilang di pondok pesantren?.Trik Agar Baju Tidak Hilang di Pesantren1. Teliti Dalam Menaruh Baju2. Menandai Baju3. Jangan Gunakan Baju Bermerek4. Jaga Keamanan Lemari5. Jemur Baju di Tempat Terlihat6. Hindari Pinjamkan Baju Pada TemanKesimpulanBagi Anda calon santri maupun orang tua santri pastinya butuh sekali trik ini agar nantinya saat sudah berhasil masuk ke pesantren bisa meminimalisir agar masalah atau probelm yang sering terjadi ini bisa terhindar dan tidak buka dan berada di artikel ini maka Anda berada di pilihan yang tepat, karena pada kesempatan kali ini Sekolah Pesantren akan sampaikan beberapa trik agar baju santri di pesantren tidak hilang. Simak beberapa trik di bawah sudah banyak trik atau tips guna bisa cegah kejadian ini terjadi pada santri pondok pesantren. Namun bagi calon santri baru mengetahui hal ini merupakan keharusan agar nantinya baju yang dimiliki tidak hilang di Teliti Dalam Menaruh BajuKehilangan baju di pesantren bisa saja terjadi karena kurang teliti atau lalai dalam manaruhnya. Jadi tips dan trik pertama adalah selalu teliti dalam meletakan baju, baik baju kotor maupun baju wajar mengenai lupa atau salah menaruh, jadi hal penting yang wajib dilakukan adalah selalu teliti dalam peletakan baju. Selain hilang, bisanya dari kejadian salah menaruh adalah tertukar dengan miliki Menandai BajuTrik berikutnya agar baju tidak hilang, para santri ponpes bisa menandai atu beri tanda khusus pada baju. Untuk cara menandai baju agar tidak tertukar atau hilang adalah dengan memberi nama pada baju itu beda dari yang lain, silakan memberi nama atau menandai baju dibagian yang tidak umum. Tidak umum di sini yakni tanda pada baju sudah digunakan oleh santri lain, contoh memberi tanda dibagian lebih unik dan berbeda, Anda bisa memberi nama di baju pada bagian bawah depan namun dibagian sisi dalam agar tidak terlihat namanya. Mungkin ini bisa jadi solusinya agar baju tidak mudah tertukar dan jika tertukar atau hilang maka santri bisa mencari dengan mudah karena hanya santri itu sendiri yang mengetahui letak pemberian nama unik tersebut. Usahakan pemberian tanda pada baju gunakan hal yang Jangan Gunakan Baju BermerekSelain menandai baju agar tidak hilang, trik selanjutnya adalah hindari atau jangan gunakan baju bermerek. Seperti diketahui sendiri jika di pesantren terdapat banyak kasus kehilangan akibat pencurian, apalagi jika barang tersebut untuk meminimalisir hilang baju di pesantren, trik sederhana ini mungkin bisa menjadi pembelajaran. Karena kejahatan tidak bisa melihat kondisi, jadi untuk pencegahan lebih baik gunakan baju yang umum, sederhana dan tidak bisa juga untuk menggunakan baju dan pakaian sesuai dengan ketentuan yang ada peraturan pondok pesantren. Dengan begitu, maka sebagian santri lain yang berniatan untuk mengambil tidak jadi, karena baju dengan tipe tersebut sudah Jaga Keamanan LemariLalu trik berikutnya agar baju tidak hilang adalah dengan menjaga atau menyimpan di lemari. Lantas bagaimana jika sudah ditaruh di lemari tetap saja hilang? Untuk kasus ini tentu ada beberapa trik tambahan, yakni dengan menambah keamanan saja, jika Anda sudah sering kehilangan baju atau barang dilemari meskipun lemari sudah dikunci maka bisa menambahkan sebuah gembok tambahan. Para santri bisa membeli gembok dan memodifikasi atau memasangnya pada lemari yang Jemur Baju di Tempat TerlihatBaju hilang di jemuran? Mungkin jadi salah satu masalah atau problem umum di pesantren. Jika sudah lakukan trik kedua yaitu memberi nama atau menandai baju tetap saja tidak berhasil dan tidak ketemu juga bajunya maka gunakan trik tersebut adalah memastikan saat menjemur baju dan pakaian lain lakukan di tempat jemuran yang terlihat ata terpanpantau. Dengan trik ini, maka Anda bisa melihat siapa yang ambil baju yang dimiliki baik itu sengaja diambil atau hanya tertukar karena teman salah Hindari Pinjamkan Baju Pada TemanSelain beberapa trik di atas, jangan meminjamkan baju atau pakaian lain ke teman juga jadi salah satu solusinya. Karena bisanya ada tindak kejahatan teman yang setelah pinjam barang, tidak dikembalikan atas kejadian ini, para santri agar lebih waspada dalam meminjamkan baju atau barang. Dalam artian bisa meminjamkan barang kepada teman yang sudah dipercaya atau barang tersebut pasti dikemabalikan tambahan saja, dari kejadian tertukar baju dan digunakan oleh teman juga akan berdampak beberapa hal. Seperti misalnya penularan penyakit kulit jika teman memang memiliki riwayat penyakit itu juga akan berdampak dengan munculnya masalah berupa keharmonisan antara pemilik baju dengan teman yang sebelumnya menggunakan baju karena tidak sengaja tertukar saat ambil jemuran.Mungkin seperti itu saja pembahasan dapat sampaikan terkait tios dan trik agar baju tidak hilang di pondok pesantren. Semoga dengan beberapa trik hindari kehilangan pakaian di atas bisa bermanfaat untuk para anak atau santri di pesantren yang sering mengalami hilang maupun tertukarnya baju atau pakaiannya. Dengan trik-trik yang kami berikan di atas, tentu bisa membantu Anda dalam meminimlisir sebuah Gambar Admin Sekolah Pesantren
Karenaitu di beberapa sudut tertulis permintaan kesadaran dari para pengunjung agar bersikap selayaknya di pesantren, Pengunjung diminta mengenakan pakaian sopan, berjilbab bagi muslimah dan menjaga kebersihan. Akuarium, Gua Pembangunan ponpes ini tidak menggunakan alat-alat berat dan modern seperti halnya saat me ndirikan gedung
Pondok Pesantren adalah sarana terbaik pendidikan khususnya dalam menuntut ilmu agama. Awal mula didirikannya sebuah Pondok Pesantren dikarenakan tingginya minat dan harapan para orang tua agar anaknya menjadi seseorang yang kelak akan berguna dan bermanfaat dimasa yang akan datang. Pondok Pesantren juga mempunyai jasa yang sangat besar bagi berdirinya Negara Indonesia ini. Seperti yang kita ketahui, telah banyak tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang muncul dari Pondok-pondok Pesantren di Indonesia. Itu mengapa hingga saat ini Pesantren di percaya dalam ranah pendidikan, karena tidak seperti siswa atau murid pada sekolah formal Dimana para santri di Pondok Pesantren lebih digembleng siang dan malam. Tidak hanya pada saat siang hari saja ketika di sekolah. Pondok Pesantren pun bisa dikatakan sebagai sebuah miniatur kehidupan. Karena terdapat berbagai macam aspek-aspek dasar pendidikan dan cara-cara berorganisasi Pahit memang rasanya belajar di Pesantren, dimana kita hidup jauh dari keluarga dan orang tua. Tak sampai disitu, banyak tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh para santri. Disini secara alami dan sunnatullah disaring siapa saja mereka-mereka yang bersungguh-sungguh dan niat menimba ilmu dengan ikhlas dan sabar di Pesantren Berbagai masalah di Pesantren sebenarnya sangat dikeluhkan oleh para santri baru atau santri yang baru masuk pesantren Dimana kondisi dan lingkungan hidup yang benar-benar berbeda dengan kondisi dan situasi di rumah Ketika di rumah mereka masing-masing mungkin jika ada pakaian kotor, sudah ada yang mencucikan, entah asisten rumah tangga atau orang tua sendiri Tapi jika di Pondok terdapat pakaian kotor, siapa yang akan mencucinya selain mereka sendiri? Maka dari itu, pada kesempatan kali ini akan membahas Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren serta solusi bagaimana kami dulu mengatasinya Tak heran jika banyak sekali permasalahan yang silih berganti menguji para santri ketika hidup di Pesantren Dimana satu masalah selesai, maka datang lagi masalah baru Namun, perlu diketahui. Jika setiap ujian, cobaan, permasalahan datang silih berganti di Pesantren.. Satu masalah, ribuan solusi insyaAllah, semata Allah sedang benar-benar menguji iman dan amal kita dan ketika kelak kita bisa melewati semua ujian tersebut.. Maka kita akan memetik hasil yang manis. Maka dari itu, ketahui, kenali masalah-masalah apa saja yang sering terjadi di Pondok Mungkin ada yang berbeda atau ada yang sama bahkan ada yang lebih parah? Mari kita bahas Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren dan Cara Mengatasinya. Simak sampai habis agar kita mendapatkan esensi dan solusinya. Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren Dan Solusinya 1. Kehilangan Gambar Apapun sistem pendidikan pesantren tersebut, di manapun lokasi pesantren tersebut, masalah kehilangan di Pesantren sudah bukan hal yang aneh Meski pondok pesantren adalah sebuah institusi pendidikan keagamaan, namun tetap saja permasalahan khususnya di hal moral tetap ada saja dan kerap terjadi Ada banyak hal dan alasan mengapa masalah kehilangan di Pesantren sering terjadi Entah hilang sandal, seragam, buku, peci bahkan uang dan lain-lain. Entah itu disengaja maupun tidak Hal-hal seperti ini sangat sulit dihindari. Bagi santri senior, masalah kehilangan sudah tidak aneh. Namun bagi santri baru, hilangnya ember sudah membuat goyah untuk melanjutkan pendidikan di pondok. Maka dari itu kami akan melampirkan beberapa barang-barang yang sering hilang di Pesantren serta cara atau solusi bagaimana agar tidak hilang Uang Meski tidak terlalu sering dalam kehilangan uang pada santri. Namun kehilangan uang lebih berarti, karena bentuknya yang bisa ditukar dengan barang lain atau makanan, hingga jejaknya sulit untuk ditelusuri Tidak seperti hilangnya sandal atau ember. Mungkin kita bisa menemukannya kembali di tempat lain dan di lain waktu. Namun uang, jika kita tidak menuntaskan masalah tersebut. Maka akan menjadi kebiasaan dan menjadi hal yang lumrah, nauzubillah. Permasalahan kehilangannya uang di Pondok, tidak jauh dari adanya kesempatan, ini yang sering terjadi. Dan jika adanya niat memang jarang, kecuali tersangka memang sedang benar-benar terdesak membutuhkan uang namun menggunakan cara-cara yang salah. Yang paling sering terjadi adalah adanya kesempatan. Kita tidak bisa begitu saja menyalakan mereka yang mengambil uang tanpa izin, mungkin dari kita sendiri yang terkadang sombong dan pamer harta yang kita miliki Alhamdulillah, selama saya di Pesantren dulu jarang dan bahkan tidak pernah kehilangan uang meski di simpan di dalam lemari atau hilang terkadang karena lupa atau terjatuh Karena saya jarang memperlihatkan bahwa saya sedang pegang uang atau seperti orang banyak uang alias hidup sederhana dan sewajarnya saja Berikut saya lampirkan solusi supaya uang tidak hilang di Pesantren 1. Titipkan Solusi agar uang tidak hilang di Pesantren yang pertama adalah di titipkan. Titipkan uang yang kamu miliki, mungkin siang hari kamu kedatangan orang tua atau saudara dari rumah, lalu menitipkan sejumlah uang, maka segeralah uang tersebut dititipkan ke BMT/Bank Santri tempat penitipan uang Jika tidak adapun, silahkan titipkan pada ustadz atau kakak senior yang dipercaya. Agar uang tersebut tidak hilang Karena khawatir, jika hanya disimpan di lemari akan lupa atau terpakai boros bahkan sampai hilang. 2. Kunci Lemari Cara yang kedua supaya uang tidak hilang di Pesantren yaitu beli lah kunci gembok atau semacamnya. Mulailah kunci lemari supaya aman. Meski tidak ada uang yang sedang disimpan pun, orang melihatnya tidak curiga. Berbeda jika tiba-tiba lemari mu dikunci. Pasti orang mengira kamu sedang menyimpan sejumlah uang. Mengunci ini pun termasuk pada hal kedisiplinan, bagaimana kamu menjaga barang-barang berharga di asrama. 3. Gaya Hidup Sederhana Di Pesantren memang semua santri menerapkan kesederhanaan. Namun memang ada beberapa orang yang memiliki banyak uang akan lebih terlihat dari barang-barang dan pakaian yang ia miliki. Meski orang tua menitipkan atau jajan bulanan yang cukup banyak, maka disarankan agar tetap bergaya hidup sederhana dengan tidak boros atau bahkan sombong. Inilah yang memicu orang untuk mencari barang berharga yang kamu miliki. Maka gaya hidup sederhana perlu lah diterapkan. 4. Jangan Pelupa Terkadang hilangnya uang di Pesantren juga kita sering kelupaan. Jika siangnya uang tersebut telah terpakai untuk membelikan sesuatu. Lalu keesokan harinya, kita melihat jika uang yang kita miliki sudah tidak ada. Padahal kemarin sudah terpakai, lalu tiba-tiba mengabari mudabir atau kakak senior bahwa uang kita ada yang mencuri. Atau bahkan ada juga uangnya yang terjatuh dijalan, namun sayangnya orang yang menemukannya tidak jujur alias tidak mengembalikan nya ke kakak senior agar di umumkan. Maka ada baiknya ketika kita merasa jika uang yang kita miliki tidak ada, maka ada baiknya kita meyakinkan terlebih dahulu. Apakah uang tersebut benar-benar hilang karena di curi atau malah kita lupa jika telah di gunakan atau terjatuh. Sebab jika tidak, teman se asrama akan terkena dampak atau timbul fitnah. Wallahu'alam Sendal Barang kedua yang sering hilang di Pesantren yaitu sendal. Meski bentuknya bukan seperti uang sendal adalah senjata utama kita ketika aktivitas berlangsung di Pesantren. Terkadang santri berfikiran jika meng gosob atau memakai sendal orang tanpa izin sudah lumrah. Padahal tidak demikian, dosa nya pun sama dengan orang yang mencuri uang diatas tadi. Sayangnya, kesadaran akan tidak menggunakan sandal orang lain tanpa izin ini sangat sulit. Karena sifatnya seperti domino. Domino disini maksudnya, jika temanmu kehilangan sandal maka dia akan memakai sandal mu, dan kamu akan memakai sendal temanmu yang lain, begitu seterusnya. Maka dari itu berikut tips & trik agar sendal tidak hilang di Pesantren 1. Tas sandal Cara ini pertama kali di terapkan oleh Gontor. Cara supaya sendal tidak hilang di Pesantren yaitu menggunakan tas sandal. Gontor sendiri memiliki tas yang memang diperuntukkan untuk sandal, dimana ketika para santri memasuki masjid, maka sandal para santri tersebut akan di masukkan kedalam tas dan tas tersebut akan dibawa kedalam masjid. Dan bagi santri yang tidak membawa tas sandal, maka akan terkena iqob atau hukuman. Cara seperti ini memang kurang cocok diterapkan di beberapa Pesantren yang memang santri nya belum sebanyak Gontor. Pun di Pesantren saya dulu, pernah sempat diusulkan cara seperti ini, namun ada lain hal yang tidak bisa diterapkan. 2. Beri tanda Cara kedua agar sandal tidak hilang di Pesantren yaitu dengan memberinya tanda. Saya paham, mungkin dari beberapa santri yang membacanya ini pasti akan bilang "percuma" Sebenarnya tidak ada yang sia-sia, meski sudah di tandai namun tidak hilang, setidaknya sendal mu memiliki ciri atau khas yang berbeda dari sandal temanmu yang lain Sebab jika tidak memberinya tanda, orang lain akan mudahnya mengakui begitu saja sendal mu yang baru di beli dari koperasi. Kecuali kamu membelinya di tempat lain yang benar-benar berbeda dan tidak ada yang memiliki nya kecuali kamu, limited edition. 3. Sembunyikan Setibanya kamu di masjid, kamar atau tempat lain, jangan pernah malas-malas untuk mengkondisikan terlebih dahulu sandal mu Terlihat sepele, namun cara ini sangat efektif, bagus dan efisien. Modal utamanya adalah kedisiplinan. Sebenarnya saya pun menulis ini sambil senyum-senyum sendiri. Dulu cara ini sering saya gunakan ketika di asrama atau di masjid, sendal terlebih dahulu saya amankan di tempat tersembunyi sebelum masuk masjid atau asrama. Terlihat ribet, namun setelah keluar masjid dijamin kamu tidak akan kehilangan sendal mu dan aman pulang dengan tidak nyeker. Seragam Seragam termasuk barang yang sering hilang di Pesantren karena bentuknya sama dan sangat dibutuhkan. Namun hilangnya seragam tak seekstrim hilangnya sandal. Setidaknya seragam digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu dan jika diambil pun mudah di kenali. Namun perlu juga kehati-hatian dan kewaspadaan, karena dimana kita sedang membutuhkan seragam, namun seragam hilang, maka akan repot Karena seragam digunakan untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan jika tidak memakai seragam akan malu atau terkena hukuman Peci Barang yang sering hilang di Pesantren selanjutnya adalah peci. Peci sama hal nya dengan seragam Posisi barang yang sering hilang kedua setelah sandal yaitu peci, karena sering dipakai untuk pergi ke masjid atau upacara dan kegiatan keagamaan lainnya Adapun cara atau solusi agar tidak hilang nya peci sama seperti cara-cara seragam. Silahkan baca supaya peci tidak hilang atau tertukar dengan artikel berikut ini Buku Barang terakhir yang sering hilang yaitu buku. Buku atau kitab yang hilang ini tidak sama seperti seragam atau peci Karena kitab itu sendiri hanya diperlukan oleh kelas-kelas yang sama, jika kita duduk di kelas 3 maka yang mengambil buku kita tanpa izin tidak jauh dari teman sekelas atau seangkatan Jadi lebih mudah diidentifikasi atau ditemukan, baca selengkapnya untuk lebih mengetahui trik supaya buku tidak hilang. 2. Bully Gambar Kembali ke pembahasan utama Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren yaitu terjadinya pembullyan atau dalam istilah lamanya bisa dikenal dengan pelecehan Bullying atau kasus pelecehan ini sebenarnya tidak hanya di Pesantren, di sekolah formal pun kerap terjadi Namun bedanya kasus bullying dulu dengan sekarang berbeda. Dimana jaman sekarang adanya sosial media dimana kasus pembullyan ini bisa diekspos atau disebarkan Sedangkan jaman dulu, sebelum ada medsos kasus pembullyan hanya diketahui dilingkungan saja Dimana yang kuat akan menindas yang lemah dan yang lemah tidak bisa melawan atau tidak berani melaporkan nya, karena takut akan terjadi lebih parah oleh seorang pem bully Saya pun dulu merasakan pembullyan ini, diantaranya oleh teman sendiri. Diantaranya terkadang disuruh mengerjakan tugas mereka, dihina dan masih banyak lagi Sebelum memecahkan masalah pembullyan ini mari kita identifikasi terlebih dahulu kategori para korban pembullyan tersebut 1. Culun Berpenampilan cuek atau kurang modis menjadi salah satu santapan pembully, dimana penampilan fisik atau baju yang menurut kebanyakan orang aneh dan tidak sesuai di mata mereka akan menjadi bahan bulan-bulanan. Semisal sang anak jarang mandi atau mencuci, maka anak tersebut akan di ledek atau dihina "si jorok" misalnya Pembullyan ini sering terjadi dikalangan santri baru, dimana sesama santri akan meledek temannya Namun tak jarang kakak kelas yang kurang mengerti malah ikut-ikutan, namun hanya sedikit saja Karena yang paham dan mengerti akan lebih menasehatinya dengan baik, bukan dengan cara meledeknya. 2. Berkelainan khusus Bersifat aneh ini seperti sifat bawaan dari rumah, seperti ngomong yang kurang jelas, cadel, gagap sumbing dan kelemahan lainnya Memang menjadi keunikan tersendiri dan hiburan, namun tidak semua penderita diatas merasakan atau menyadari hal diatas Maksudnya, Terkadang ada yang tidak bisa bercanda atau maksudnya lebih mengganggap jika gurauan tersebut adalah hal yang serius Jadi seorang santri tersebut akan merasa dihina atau direndahkan. 3. Ras Ras ini sama seperti poin kedua diatas. Kulit, logat atau kebiasaan yang berbeda dari teman lainnya terkadang menjadi bahan ledekan Karena pembullyan atau ejekan di Pesantren tidak seperti di sekolah. Jika di sekolah biasanya akan meledek teman dengan nama orang tua Jika di pesantren tidak meledek dengan nama orang tua, tapi dengan ciri yang berbeda dari orang pada umumnya dilingkungan tersebut 4. Egois Sebenarnya santri yang egois disini merupakan hal yang positif, dimana santri yang egois mementingkan tugas dan tanggung jawab milik pribadi nya. Seperti tugas sekolah, setoran hafalan dan lain-lain Biasanya santri yang semangat seperti ini terkadang terkena sasaran sindiran, ledekan dari teman-teman yang tertinggal 5. Sering menyendiri Sifat santri pada dasarnya sama dengan masyarakat pada umumnya, bermacam-macam jenis watak dan karakter Ada yang jarang berbicara, jarang berkumpul atau jarang berinteraksi. Ada banyak berbagai macam alasan Santri tipe seperti ini pun terkadang sering disindir, sudah sering menyendiri, terkena ledekan pula. Biasanya santri tipe seperti ini pun jika tak kuat mental, maka akan keluar dari pesantren. Solusi menghindari pembullyan ini yaitu bisa dengan cara 1. Segera Laporkan Setelah terkena bullying, diharapkan pada teman atau dirinya sendiri yang terkena bullying langsung melaporkan pada kaka senior supaya mendapatkan mediasi. Tak mengapa bila dibilang "tukang ngadu" setidaknya teman pembully akan segan atau kapok suatu ketika ingin mulai membully mu lagi. 2. Nasehati Memang akan terasa percuma menasehati pembully atau bahkan kamu tidak akan berani Menasehati nya bukan oleh temannya langsung, namun bisa melalui kakak senior atau ustadz yang lebih didengar 3. Abaikan Sesekali sedikit menggubris bullyan memang tidak masalah. Namun jika pembullyan tak kunjung selesai, ada baiknya kamu mengabaikan bully tersebut. Karena lama kelamaan sang pembully akan bosan sendiri, sebab kamu tidak merespon mereka. 4. Sabar Solusi terakhir menghadapi pembullyan ini yaitu bersabar. Memang berat dan sulit, namun ketahuilah sabar senjata terakhir dalam menghadapi berbagai masalah di Pesantren Ucapkan Alhamdulillah, terimakasih dari setiap ledekan, hinaan, cacian dan makian. Ketika kesabaran sudah habis, tak mengapa juga sesekali kamu melawan mereka. Namun perlu digarisbawahi, jika sekiranya kamu bisa benar-benar melawan mereka. Jika tidak, serahkan saja pada yang lebih kuat atau berwenang. Gambar 3. Menu Makanan Menu makanan di Pesantren memang tak seenak menu makanan di rumah atau rumah makan Karena Pesantren sendiri pada dasarnya adalah tempat untuk belajar mandiri dan menimba ilmu agama Pesantren bukan restoran rumah makan atau bahkan hotel. Dengan menu masakan sajian yang enak dan asrama yang mewah Bukannya pesantren tidak bisa menyajikan masakan seenak rumah makan, sangat memungkinkan pesantren menyajikan menu ala restoran mewah Namun hal tersebut bukan termasuk pada pendidikan. Pesantren mendidik para santrinya dengan menu makanan ala kadarnya, meski dengan tahu dan kerupuk Belajar bersyukurlah, diharapkan para santri memaknai betul-betul makna bersyukur tersebut. Berapa banyak orang-orang diluar sana yang sama sekali tidak makan beberapa hari. Adapun solusi menghadapi menu makanan yang tidak disukai bisa dengan cara 1. Beli lauk di kantin Jika pada hari itu terdapat lauk yang kurang kita sukai dan minati, kamu bisa hanya mengambil nasi nya saja dan membeli lauknya di kantin Biasanya di beberapa Pesantren, kantin menyediakan lauk nasi untuk makan. Seperti pepes ikan, daging ayam dan lain-lain. 2. Stok abon, kecap dan sambel Seperti pada artikel sebelumnya yang pernah kami tulis yaitu makanan yang di bawa anak pesantren di dalam artikel tersebut kami telah merekomendasikan beberapa makanan dan cemilan yang cocok untuk santri di pesantren Abon, kecap dan sambel atau beberapa makanan lainnya bisa dijadikan teman makan nasi yang cocok dikala menu makanan pondok kurang support. 3. Tukar lauk ke dapur Ada beberapa santri yang memang terkadang alergi dengan lauk. Maka dari itu, biasanya pihak dapur menyediakan lauk khusus bagi santri yang memang benar-benar tidak suka dengan lauk yang ada saat itu. Kamu bisa langsung bicara saja dengan ibu-ibu dapur atau bagian dapur jika kamu tidak berkenan dengan lauk saat itu Biasanya dapur akan mengganti nya dengan mie instan atau lainnya. Gambar 4. Gatal-gatal Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren terakhir yaitu gatal-gatal atau para santri terkadang menyebutnya dengan kata "jarob" jarob sendiri berasal dari kata bahasa Arab yang artinya budug. Biasanya ustadz mengatakan belum sah seorang santri jika selama di pondok belum pernah terkena penyakit jarob. Jarob atau budug itu sendiri berasal dari kuman dan bakteri yang berada di kulit santri yang jorok. Biasanya santri yang jorok disebabkan jarang mencuci dan mandi, terkadang ada pula santri yang rajin mandi dan mencuci tetap terkena penyakit ini Itu disebabkan santri tersebut tertular dari temannya yang jorok. Fenomena ini memang sangat sulit dihindari, karena garuk-garuk sendiri merupakan ciri khas seorang santri. Bahkan tak jarang rasa gatal atau budug tersebut terkena alat vital dikarenakan jarang mengganti pakaian dalam. Berikut Trik mengatasi fenomena jarob atau budug pada santri 1. Rajin Mandi dan Mencuci Rajin-rajinlah mandi minimal sehari dua kali. Sesibuk apapun aktivitas kita di Pondok, kegiatan mandi harus di sempatkan Karena aktifitas di Pondok yang padat 24 jam cukup membuat banyak bakteri dan kotoran pada kulit Tak jarang terkadang air di pondok pun kurang mendukung. Maka dari itu jika yang mandi saja masih gatal-gatal apalagi yang tidak mandi. Mencuci pakaian ada baiknya dilakukan dua atau tiga hari sekali. Jangan menumpuk pakaian kotor di dalam lemari Lebih baik setiap hari mencuci, mencicil pakaian sedikit demi sedikit daripada langsung sekaligus mencuci di satu waktu karena tidak baik. 2. Jemur Kasur Jemur Kasur minimal seminggu sekali, bukan hanya kasur mu saja tapi kasur temanmu yang lainnya juga Karena di satu asrama kamu tidak tinggal sendirian. Ingatkan temanmu supaya hidup bersih, sehat dan disiplin. 3. Beli kapur bagus Biasanya di dalam lemari santri ada makhluk penghisap darah yang namanya tumbila. Hewan ini pun kerap membuat kulit santri gatal-gatal. Bisa disebabkan karena kelembapan suhu ruangan di asrama dan aneka aroma di asrama yang semakin membuat kutu kupret ini betah. 4. Gunakan Sabun Dettol Dettol sudah dikenal cukup ampuh mengatasi kuman dan bakteri. Entah Dettol yang diteteskan di bak mandi atau berupa sabun Banyak sabun mandi yang memang dikhususkan untuk membasmi kuman dan bakteri lebih ampuh selain Dettol Penggunaan sabun antiseptik ini sangat direkomendasikan bagi para santri di Pondok Pesantren. 5. Bersihkan asrama Meski "tandziful aam" seminggu sekali sebenarnya tak perlu menunggu hari-hari tertentu untuk bersih-bersih atau mengandalkan yang piket Kapanpun dirasa asrama atau kamar terlihat mulai bau atau berantakan, silahkan segera di instruksikan kepada anggota asrama supaya bersih-bersih. 6. Simpan pakaian kotor diluar asrama Terkadang beberapa santri menyimpan pakaian kotor di lemari supaya tidak hilang. Namun menyimpan pakaian kotor didalam lemari juga tidak baik Sebab kuman dan bakteri atau bahkan bau apek akan menyebar ke sekitar lemari. Pakaian bersih pun akan terkena bau nya Maka dari itu, ada baiknya pakaian kotor, kaos kaki kalo bisa simpan atau bungkus di luar kamar. Supaya tidak hilang, segera cuci. Penutup Nah, sobat wakilsantri sekalian. Itu dia daftar-daftar dan solusi masalah-masalah yang sering terjadi di Pesantren. Sebenarnya masih sangat banyak, namun kali ini kita membahas nya pada hal-hal yang kerap terjadi saja Tidak hanya di Pesantren, hidup diluar pesantren pun pasti akan ada saja masalah. Masalah itu pun kembali lagi pada kita bagaimana mengahadapi permasalahan yang ada. Hadapi dan jangan lari dari masalah, atau bahkan mengkambing hitamkan pihak-pihak lain. Masalah datang untuk menguji sejauh mana kita sabar menghadapi masalah tersebut. Jika kita lulus dari permasalahan tersebut, maka naik pula lah derajat kita di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala Wallahu'alam..
Kitaharus pisahkan baju, celana, berwarna, batik dan dalaman. Tujuannya agar bisa memperlakukan baju tersebut sesuai dengan kriteria bahan. Baju berbahan batik biasanya berbahan mudah luntur sehingga harus dipisah sehingga nanti tidak mengotori baju yang lain. Begitu juga baju berwarna putih diperlakukan khusus begitu juga baju anak-anak.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan akhlak santri. Namun, tak jarang santri mengalami masalah kecil seperti kehilangan baju di pesantren. Ini tentu sangat merepotkan dan mengganggu aktivitas belajar mengajar. Nah, berikut ini adalah beberapa trik agar baju tidak hilang di pesantren 1. Beri Tanda pada Baju Cara pertama agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan memberi tanda pada baju. Kamu bisa menggunakan spidol atau stiker untuk memberi tanda pada baju. Tanda ini bisa berupa nama atau nomor yang mudah dikenali. Dengan memberi tanda pada baju, kamu bisa dengan mudah mengidentifikasi baju milikmu dan menghindari kehilangan baju. 2. Gunakan Tas Khusus Baju Cara kedua agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan menggunakan tas khusus baju. Kamu bisa menggunakan tas khusus baju yang berbeda dengan tas sekolahmu. Tas khusus baju ini bisa kamu tempatkan di tempat yang aman dan tidak mudah dijangkau orang lain. Dengan menggunakan tas khusus baju, kamu bisa meminimalisir risiko kehilangan baju di pesantren. 3. Jangan Menggantung Baju di Tempat Umum Cara ketiga agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan tidak menggantung baju di tempat umum. Biasanya, santri sering menggantung baju di tempat umum seperti kamar mandi atau ruang tamu. Hal ini bisa memicu risiko kehilangan baju karena orang lain dapat dengan mudah mengambil baju tersebut. Sebaiknya, kamu menggantung baju di tempat yang lebih aman seperti dalam tas khusus baju. 4. Menyimpan Baju di Tempat yang Aman Cara keempat agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan menyimpan baju di tempat yang aman. Kamu bisa menyimpan baju di dalam loker atau tempat penyimpanan lainnya. Pastikan tempat penyimpanan baju kamu aman dan tidak mudah dijangkau orang lain. Dengan menyimpan baju di tempat yang aman, kamu bisa meminimalisir risiko kehilangan baju di pesantren. 5. Jangan Meminjamkan Baju ke Orang Lain Cara kelima agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan tidak meminjamkan baju ke orang lain. Meskipun kamu sudah kenal dengan orang tersebut, tetap saja risiko kehilangan baju masih ada. Sebaiknya, kamu membeli baju cadangan yang bisa kamu gunakan jika baju utamamu hilang. 6. Tidak Membawa Baju Terlalu Banyak Cara keenam agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan tidak membawa baju terlalu banyak. Kamu sebaiknya hanya membawa baju yang benar-benar dibutuhkan saja. Jangan membawa terlalu banyak baju karena hal ini bisa membuatmu kesulitan dalam mengatur dan menjaga baju tersebut. 7. Rajin Mencuci Baju Cara ketujuh agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan rajin mencuci baju. Dengan mencuci baju secara rutin, kamu bisa meminimalisir risiko kehilangan baju karena baju selalu bersih dan tidak menumpuk di tempat penyimpanan yang tidak aman. Selain itu, mencuci baju juga bisa membuatmu lebih rajin dan disiplin dalam menjaga barang-barangmu. 8. Menjaga Kebersihan Lingkungan Cara kedelapan agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih dan rapi bisa membuatmu lebih mudah mengatur barang-barangmu, termasuk baju. Selain itu, lingkungan yang bersih dan rapi juga bisa meminimalisir risiko kehilangan baju karena tidak ada barang yang bertumpuk di tempat yang tidak semestinya. 9. Berkomunikasi dengan Teman Cara kesembilan agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan berkomunikasi dengan teman. Kamu bisa mengajak teman-temanmu untuk saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain agar tidak kehilangan baju. Dengan berkomunikasi dengan teman, kamu bisa membangun kebersamaan dan kepercayaan satu sama lain. 10. Memiliki Etika yang Baik Cara kesepuluh agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan memiliki etika yang baik. Etika yang baik bisa membuatmu lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam menjaga barang-barangmu, termasuk baju. Selain itu, etika yang baik juga bisa membangun hubungan yang baik dengan orang lain sehingga kamu lebih mudah mendapatkan bantuan jika ada masalah. Kesimpulan Dari beberapa trik di atas, sebenarnya cara terbaik agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan menjaga barang-barangmu dengan baik dan membangun etika yang baik. Dengan cara ini, kamu bisa menjadi santri yang lebih disiplin dan bertanggung jawab. Selain itu, kamu juga bisa membangun hubungan yang baik dengan orang lain sehingga lebih mudah mendapatkan bantuan jika ada masalah.
HasilPenelitian menunjukan (1) Metode pembentukan karakter religius yang diterapkan di SDTQ-T An Najah Pondok Pesantren Cindai Alus Martapura. ialah: menekankan pada metode keteladanan, metode
Cara menandai baju agar tidak tertukar selama tinggal di pesantren penting untuk diketahui oleh setiap santri. Pasalnya, kejadian baju yang tertukar atau bahkan hilang adalah fenomena yang sangat sering dialami oleh banyak orang selama hidup di asrama pondok ada banyak faktor penyebab hal ini bisa terjadi, sehingga Anda tidak bisa serta merta menyalahkan pihak tertentu saja. Bisa jadi, hal ini mungkin terjadi karena kurang teliti. Namun, ada baiknya untuk selalu berhati-hati untuk mencegah hal tersebut tertukarnya pakaian pribadi juga bisa menimbulkan sejumlah masalah. Baik itu masalah kesehatan kulit yang menular, ukuran pakaian menjadi kurang pas, atau konflik bersama sesama santri penghuni karena itu, Anda perlu mengetahui trik agar baju tidak hilang di pesantren akibat tertukar. Sehingga, masalah yang mungkin timbul juga bisa dicegah agar tidak berkembang menjadi konflik antar Baju Dapat Tertukar Saat di PesantrenAda beberapa hal yang bisa menjadi faktor penyebab baju Anda tertukar dengan milik orang lain. Yaitu bisa karena karena faktor internal seperti ketelitian diri sendiri, atau faktor eksternal akibat orang lain, di antaranya sebagai berikut1. Santri Kurang TelitiPenyebab pertama adalah santri kurang teliti saat menyimpan pakaiannya di lemari. Sehingga jika ada orang lain yang memiliki model atau warna pakaian serupa dan tidak menerapkan cara menandai baju agar tidak tertukar, mereka berpotensi salah mengambil Pakaian Tercampur Saat di LaundryBiasanya, para santri sering pergi bersama-sama, baik itu makan, belajar, hingga mencuci. Jika mencuci pakaian sendiri, biasanya risiko tertukarnya pakaian bisa dihindari. Tapi jika mencuci di laundry, maka jika pihak laundry kurang teliti maka pakaian Anda bisa Salah Mengambil JemuranKebanyakan kejadian tertukarnya baju di pesantren memang disebabkan oleh unsur ketidak sengajaan, misalnya salah mengambil jemuran. Itu sebabnya, penting untuk menerapkan cara menandai baju agar tidak tertukar, atau menjemur pakaian di tempat Sengaja Ditukar Oleh Pihak Tidak Bertanggung JawabTidak dapat dipungkiri, faktor penyebab satu ini juga sebenarnya sering dialami santri. Pasalnya, perilaku orang berbeda-beda dan sulit untuk diprediksi. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati dalam menjaga barang-barang Baju yang Tertukar dengan Milik Orang LainSebenarnya, jika kondisi baju yang tertukar tidak bermasalah, maka Anda tidak membutuhkan cara menandai baju agar tidak tertukar. Namun pada kondisi tertentu, tertukarnya baju dengan milik orang lain bisa menimbulkan masalah berikut ini1. Tertular PenyakitPakaian adalah salah satu media penyebaran penyakit, terutama jenis penyakit kulit yang mudah menular seperti kudis, kurap, jamur, dan lain sebagainya. Jika baju Anda bertukar dengan pengidap penyakit kulit, maka potensi ikut tertular juga semakin Tidak Sesuai Ukuran BadanJika ukuran pakaian hasil tertukarnya berbeda, entah itu kebesaran ataupun kekecilan, pemilik tentu akan mengalami kesulitan untuk mengenakan bajunya. Itulah sebabnya, penting bagi para santri untuk mengetahui cara menandai baju agar tidak Menimbulkan Konflik atau Masalah LainnyaSebenarnya, konflik atau masalah lainnya bisa dicegah dengan cara berdiskusi secara baik-baik. Tetapi tidak bisa dipungkiri, tertukarnya pakaian di pondok pesantren bisa menimbulkan kecurigaan antar santri, hingga berpotensi memantik Cara Menandai Baju agar Tidak Tertukar di PesantrenAgar pakaian Anda tidak tertukar dengan orang lain, penting untuk mengetahui bagaimana cara menandai barang agar tidak hilang. Namun, terdapat beberapa trik yang harus diketahui supaya tanda tersebut tidak mudah hilang, baik secara sengaja maupun tidak Anda bisa meletakkan tandanya pada bagian-bagian yang tersembunyi di lipatan pakaian, menggunakan label khusus, dan lain sebagainya. Sebagai panduan, berikut ini adalah 5 cara yang bisa Anda terapkan saat tinggal di pesantren1. Beri Tanda di Bagian Luar KerahCara pertama adalah dengan memberi tanda khusus pada bagian luar kerah, apabila bajunya memiliki model seragam. Sebab, bagian kerah lebih mudah ditemukan dan diperiksa. Anda bisa menandainya menggunakan inisial nama, paraf kecil, simbol khusus, dan lain Beri Tanda di Area LenganJika jenis pakaiannya tanpa lengan, cara menandai baju agar tidak tertukar adalah dengan memberi tanda pada area lengan. Tandai di daerah yang mudah dilihat namun sulit diamati orang lain, misalnya pada bagian dalam lipatan jahitan Beri Tanda di Bagian Bawah BajuSelain bagian lengan, pada bagian bawah baju juga umumnya terdapat lipatan kecil yang sulit dilihat orang lain. Anda bisa memberi tanda pada bagian tersebut, sehingga jika ada pihak yang mengakui itu miliknya, Anda bisa memberi bukti secara Gunakan Baju yang BerbedaBiasanya, pakaian yang rentan tertukar adalah seragam dengan model, ukuran, bahan, atau merk yang sama. Sebagai solusi alternatif, selain menggunakan cara menandai baju agar tidak tertukar, Anda bisa membuat baju secara custom dan diberi tanda pembeda Gunakan Label NamaKhusus seragam atau pakaian bersifat formal, cobalah menjahit bagian depannya dengan label bertuliskan nama lengkap. Selain mudah dikenali, jahitan atau rajutan label nama lebih juga sulit untuk dihapus atau dilepas oleh pihak kurang bertanggung Gunakan Label MerkPernah melihat label merk baju yang biasanya disematkan pada bagian kerah belakang? Untuk baju kasual selain seragam, cara menandai baju agar tidak tertukar adalah dengan menggunakan label merk yang dijahit ke bagian kerah, agar sulit dilepas dan ditukar Gunakan Alat Penanda yang Tahan LamaDi manapun tandanya diletakkan, hal itu percuma jika tanda yang diberikan mudah terhapus saat dicuci, atau mudah dilepas dan disobek orang lain. Solusinya, gunakan alat penanda tahan lama seperti spidol permanen, Tipe-X, atau alat untuk menandai pakaian pakaian, sebenarnya seluruh barang bawaan pribadi lainnya juga harus selalu dijaga jika Anda tinggal di tempat seperti asrama atau pondok pesantren. Anda juga harus selalu menjaga komunikasi bersama sesama penghuni untuk menumbuhkan rasa saling sesama santri yang menghuni saling mempercayai satu sama lain dan bersikap lebih teliti serta hati-hati, maka risiko tertukarnya pakaian bisa dihindari. Namun sebagai tindak pencegahan, cara menandai baju agar tidak tertukar di atas bisa Anda terapkan.
Zu0w6qH. 40a27vkks8.pages.dev/38240a27vkks8.pages.dev/3640a27vkks8.pages.dev/44540a27vkks8.pages.dev/4940a27vkks8.pages.dev/7240a27vkks8.pages.dev/19340a27vkks8.pages.dev/41240a27vkks8.pages.dev/485
trik agar baju tidak hilang di pesantren